25 January 2014



Lanjut part terakhir guys !!

3. G stands for Greedy alias Serakah
Greedy atau serakah adalah musuh nomor 1 para pengusaha. Penyakit ini seperti kolesterol yang menyebabkan penyakit jantung, yakni pembunuh nomor 1 di dunia. Baru punya itung-itungan diatas kertas, sudah dijadikan patokan.. belom-belom langsung buka 5 cabang… udah gitu pake utang.

Baru buka outlet, juga belom jalan 1 tahun, sudah di franchise kan! owalah, bisnis anda belum teruji kalo baru 1-3 tahun. Baru buka satu outlet, beberapa bulan, udah utang bank untuk buka cabang.. bahkan sudah punya kredit mobil. Bisnis jualan baju sudah jalan, mapan… kemudian tergoda invest banyak di bisnis batubara. Duit habis terkuras, sehingga bisnis garmen pun stagnan ga bisa berkembang karena ga ada dana pengembangan.

Bisnis baru 2-3 tahun, tapi gayanya sudah seperti konglomerasi. Punya bisnis IT, bisnis agro, bisnis garment, bisnis retail, bisnis makanan, bisnis pelatihan. Akhirnya satupun tidak ada yang jalan.

Saya pernah ditanya oleh salah seorang mahasiswa, "Mas, klo kita bisnisnya banyak, kan profit kita jadi lebih banyak.. bukannya lebih enak begitu?" Saya jawab simple, “"Mas kuliah ambil jurusan apa?" "Teknik.." katanya. Saya lanjutkan, "Kenapa ga nyambi kuliah di FE, Kedokteran, Fisip, Sastra, MIPA, sekalian supaya sekalian gelarnya menjadi SE, ST, S.Ked, S.Sos, S.Hum. kan lebih enak banyak gelar..!?". Dia jawab lagi, "Lha gimana bagi waktunya mas? Yang ada saya di DO karena nilai jelek semua, trus malah ga dapet gelar sama sekali!".

Ngapain kita keblinger dan tergoda sama gemerlapnya bisnis teman-teman kita? 
Coba berpikir ulang deh, bisnis kita yang ada sekarang itu selalu ada kemungkinan untuk menjadi besar kan? Ngapain juga tergoda sama bisnis orang lain? Yang di share ya pasti yang baik-baiknya saja toh. Sisi horror-nya sudah pasti tidak diceritakan hehe.

Saya pernah tersandung di bisnis bioethanol yang tidak focus.. rugi ratusan juta.. saya hanya ingin pengalaman ini berguna buat teman-teman semua. Supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Sinar matahari ketika difokuskan dengan lensa cembung, sanggup membakar kertas. Itulah kekuatan focus! Coba perhatiin orang-orang terkaya di dunia, bisnis nya focus. Bill Gates, Steve Balmer, Oracle, Wal-Mart.. walau di Indonesia masih di dominasi konglomerasi seperti Bakrie, CT, Sandiaga Uno, dll

4. G stands for Gengsi
Ini adalah akar masalah yang ke-4. Maunya sih setajir Chairul Tanjung yang sekarang. Tapi ga mau niru jalan-nya Chairul Tanjung 30 tahun yang lalu.. jungkir balik jagain mesin fotokopi.. jagain warung alat kedokteran.. nah klo kita? Belom-belom udah nyuruh dan hire karyawan buat jagain warung.. alesannya karena malu. Kalo saya mah mending malu jagain warung, daripada harus menyusahkan orang lain karena tidak punya penghasilan

Bisnis itu naik-turun.. biasanya banyakan turun-nya. Turun 100 kali, naik 1 kali. Tapi naik 1 kali itu sudah cukup untuk membayar turun 100 kali. Toh Kolonel Sanders dan Thomas alfa Edison ditolak dan gagal 1000 kali, tapi usaha terakhirnya bisa menutup semua kerugiannya. Jangan Cuma siap kaya, tapi juga harus siap miskin. Yang penting nikmati prosesnya.

Bob Sadino bahkan pernah bangkrut. Dan kata istri om bob, saat itu uang yang ada Cuma cukup untuk membeli nasi ATAU rokok. Om bob harus memilih. Akhirnya saat itu om bob memilih nasi, sementara untuk kebutuhan rokoknya belio mencari puntung-puntung bekas.. kita siap tidak menjadi seperti ini?

Teman-teman dari kalangan Chinese, malah sudah biasa dengan menu bubur. Padahal warungnya sudah ramai. Tapi dengan tekun mereka mengumpulkan tabungan, untuk memperbesar bisnis.

Ketika keinginan kita sudah kuat, seharusnya tidak berpikir jalan untuk mundur. Separah-parahnya kondisi kita, kita bisa ngasong, mbenerin komputer, jadi supir, jualan Koran.. ya minimal untuk sekedar membeli beras.
Seorang pengusaha bernama halilintar, bahkan sempat memiliki perusahaan di New Zealand dan France. Bisnisnya ambruk. Dan beliau ga malu untuk jadi tukang ledeng. Dipanggil ke rumah-rumah dsb. Sempat beliau malu, karena customer yang memanggilnya adalah orang yang belio kenal. Kini bisnisnya bangkit lagi, dan bahkan lebih besar dari sebelumnya.

Saya sendiri pernah menjadi distributor makanan ikan hias, saya antar dengan sterofoam ke toko ikan hias dengan motor.. ya rasa malu tetap ada, tapi kalo dibawa enjoy sih asik-asik aja. ketika bisnis warnet habis, saya turun langsung untuk membantu teman-teman mendirikan warnet dengan memberikan pengalaman gagal saya untuk tidak terulang di warnet yang baru tersebut. Ya, saya melakukannya sendiri, tanpa karyawan. Alhamdulillah masa-masa kritis itu bisa dilewati, kini perusahaan ISP saya (www.net-cyber.com) memiliki sejumlah klien corporate. Bahkan sebentar lagi ada perusahaan Jerman menggunakan jasa internet dari www.net-cyber.com . Jasa Konsultan IT juga kebanjiran order dari instansi-instansi besar untuk web/software development.

Pertanyaannya, maukah kita menurunkan standar gaya hidup ketika bisnis menurun? Tadinya naik mobil, sekarang naik motor. Sekarang jagain sendiri gerobak mie ayam kita, gunting credit card, Anak-anak sekolah nya di sekolah yang mahal, pindahkan ke sekolah inpres, kurangi kebiasaan makan di resto, atau bahkan sampai berpuasa untuk menghemat pengeluaran, pindah ke kontrakan petak sementara rumah utama kita disewakan! Maukah kita? Sekali lagi ini adalah pilihan.

Kesimpulan !!

Menjadi pengusaha adalah pilihan hidup dengan segala risiko nya (baik untung besar ataupun bangkrut). Jangan pernah menyalahkan orang-orang di sekitar anda, ataupun komunitas yang meng-encourage anda untuk resign. Mereka ga salah. Bahkan harusnya kita berterima kasih. Niat mereka juga untuk kebaikan kita juga. Lebih banyak introspeksi diri.
Ternyata penyebab frustasi berbisnis berpusat pada 4 faktor, yakni MUGG (Mindset, Utang, Greedy, Gengsi). Perbaiki mindset kita, hapus hutang yang tidak produktif, jauhi sifat Greedy dan Gengsi. Tiap orang mungkin berbeda-beda, saya sendiri sih benar-benar sudah bakar kapal.. jadi insya allah sampai saat ini belum pernah ada pikiran untuk menjadi karyawan. Jauh-jauh saya buang pikiran itu… karena jalur entrepreneur adalah jalan saya.. disinilah aktualisasi saya.. saya akan tetap di jalur ini, walau saya harus menjadi tukang servis komputer panggilan, atau harus jaga warnet. Saya turunkan gaya hidup (jangan tiru prinsip ini jika tidak sesuai dengan anda)

Tapi lebih dari itu… kita harus bermimpi mengisi daftar 10 besar orang-orang terkaya di Indonesia, bahkan di dunia. Karena itu, teruslah bergerak. Teruslah berinovasi. Teruslah mengeluarkan karya-karya terbaik!

Ingat pesan mbah Kiyosaki, dari income jangan langsung keluar menjadi expenses atau liability.. Income masuk dulu ke asset yang menghasilkan passive income. Yang dengan passive income itu baru kita keluarkan untuk expenses atau liability.

Nikmati semua proses sebagai ibadah. Ingat, selama kita istiqomah (ga nyerempet-nyerempet yang haram) maka kita selalu ada di jalur kemenangan.

Terakhir mohon maaf kalo terlalu panjang, ada salah-salah kata ataupun menyinggung… tidak ada maksud lain selain untuk kebaikan kita semua.

The End.

Indahnya Berbagi

Fredickson

Komentar Menggunakan :
OR

4 comments:

  1. Komentar untuk Karyawan atau Pengusaha ??? - Part 3 ..

    ReplyDelete
  2. Terimakasih ats pengalamanya . Haduh saya jadi makin deg degan sama usaha saya ... doakan saya ya pa smoga usaha say bisa cepat maju seperti bapak hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha ! Itu bukan usaha saya mas, tapi usaha yang sharing di kaskus :D
      Saya pun sama sedang merintis usaha saya :D

      Delete
  3. Thanks bgt gan buat info nya . ane tunggu artikel selanjut nya

    ReplyDelete

Comment anda adalah bentuk penghargaan untuk postingan yang saya buat

- Copyright © Fredickson -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -