- Back to Home »
- Kisah Nyata - Renungan »
- Cerita Untuk Kakak (Mengharukan)
25 April 2013
Guys, gw punya cerita bagus nih. Terutama untuk kita yang sering adu mulut dengan saudara kandung kita sendiri. Siapin tissue, soalnya mengharukan nih tulisan. Check This Out !!
"Kulihat kembali tumpukan surat kabar di rak meja ruang
tamu. “Kecelakaan Garuda Tewaskan Ratusan orang,” itulah topik yang selalu
diberitakan dan menjadi hampir di semua surat kabar nasional yang terbit
sekitar sebulan lalu. Tragedy itu jugalah yang menewaskan kedua orang tuaku dan
membuat adikku satu-satunya terbaring koma sampai detik ini. Ada rasa sesal,
sedih, kecewa, marah, dan benci yang teramat sangat. Kalau saja Tita adikku,
tidak selalu merengek ingin liburannya ke Paris, pasti kecelakaan itu tidak
akan membuatku, yang masih menjadi mahasiswa tingkat III, menjadi yatim piatu
secepat ini.
Mungkin predikat anak sial yang kudeklarasikan untuk Tita
memang tidak salah. Selama 15 tahun kurasakanbetapa bahagianya menjadi anak
tunggal yang selalu dimanja. Orang tuaku yang merupakan pengusaha sukses selalu
memberikan apapun yang kuminta. Tapi
kehadiran seorang adik di tengah-tengah
kami menjadikan hidupku berubah 180 derajat. Mama lebih memperhatikan Tita, dan
menyuruhku selalu mengalah. Tidak hanya itu, kedua orang tuaku pun selalu
membelanya meskipun jelas-jelas Tita-lah yang bersalah. Ibarat putri raja yang
seketika menjadi anak tiri. Menyebalkan !!! Kebencian itu sudah kupupuk
semenjak mama dinyatakan positif hamil. Dan setiap hari hanya stress yang aku rasakan bila sudah berada di dalam rumah, karena tidak ada sedetik pun yang terlewat bagi Tita untuk tidak mengganguku.
Kejadian kecelakaan itu tidak membuat setitik pun rasa iba,
bahkan kebencianku semakin memuncak padanya. Dialah yang merebut kebahagiaanku,
dan dialah yang telah merenggut nyawa kedua orang tuaku. Kejadian itu
benar-benar membawa kesialan bagi kehidupan pribadiku. Aku sudah tidak ada
waktu lagi untuk jalan dengan teman-temanku. Bahkan Indra, pacarku, memutuskan
hubungan kami hanya karena aku terlalu sibuk dengan Tita. Selama sebulan di
rumah sakit, aku baru menjenuk Tita 3 kali, itupun hanya untuk mengurus
administrasi dan sekerdar formalitas di depan dokter saja.
Hari ini aku menjenguk Tita. Gadis kecil yang diperlengkapi
dengan selang dan alat bantu kehidupannya lainnya itu, terbaring di ruang ICU
yang cukup luas dan bernuansa putih-putih. Saat melihat wajah itu hatiku selalu
menjerit, “Dasar Pembunuh!! Kenapa kamu tidak mati saja sekalian! Anak sial,
kamu tidak hanya merebut mama dan papa tapi teman-teman saya, Indra, dan semua
kebebasan saya!!” tak terasa air mata mengalir di pipiku, bukan air mata
kesedihan, tapi jelas air mata kebencian. Kenapa Tuhan tidak mencabut nyawanya
saja sekalian. Kehidupannya hanya akan menjadi beban seumur hidupku!!
Tak kuasa menahan tangis, akhirnya aku keluar menuju taman
rumah sakit dan duduk di salah satu bangku taman yang terlindung sengatan
matahari oleh sebuah pohon yang rindang. Dan di situlah air mataku mengalir
deras. Tiba-tiba kusadari ada gadis kecil dengan rambut dikuncir dua sedang
memperhatikanku. Seketika itu pula aku teringat Tita, dan kebencian itu
mendidihkan darahku kembali.
“Ngapain sih? Tidak ada kerjaan apa ngeliatin orang nangis.
Anak kecil kayak kamu bukannya sekolah malah main-main di rumah sakit!”
bentakku.
Yang dibentak hanya tersenyum.
“Namaku Rara, kakak siapa?”
“Yee… nih anak bukannya pergi. Udah deh, kakak lagi stress,
jangan bikin kepala kakak jadi mumet.”
“Semua orang yang ke rumah sakit pasti mumet, tapi itulah
hidup, kadang sehat, kadang sakit. Orang suka lupa sama tuhan kalau lagi sehat,
tapi kalau sakit, apalagi deket-deket mau meninggal, eh bukannya taubat malah
nyalahin Tuhan, kok tuhan ngasih cobaan seberat ini,” jawabnya yang membuatku
melongo.
“Ih, dasar anak kecil sok tahu!!”
“Aku tahu, adik kakak sedang koma ya”
“Gak usah dibahas deh!! Gara-gara dia, mama dan papa
meninggal.”
“Dia beruntung karena dia masih punya kakak. Aku juga sakit.
Suatu saat nanti Tuhan akan mengambil penglihatanku, tapi aku yakin Tuhan akan
membantu dalam kebutaanku karena Dia selalu adil pada semua orang, dan tidak
akan membiarkan seorangpun mendapat cobaan yang tidak bias ditanggungnya.”
***
Kejadian hari itu benar-benar telah membuka mata hatiku.
Seorang anak kecil telah mengajarkanku arti kehidupan. Ia benar, Tita hanya
tinggal memilikiku. Aku tak pernah membayangkan bagaimana perasaannya saat ia
tahu mama dan papa telah meninggal.
Entah mengapa akhir-akhir ini aku malah merindukan kehadiran
Tita. Rumah ini benar-benar sepi tanpa canda dan kata-kata polosnya yang selalu
membuat mama terpingkal-pingkal. Kulangkahkan kakiku ke kamar Tita di lantai
atas. Kamar yang bernuansa pink, gambar kartun dimana-mana. Kamar yang tak
pernah kudatangi sejak tragedi itu.
Tiba tiba mataku menangkap sebuah buku harian bergambar
mickey mouse. Kubuka lembar demi lembar. Tak kusangka gadis berusia 7 tahun itu
menulis segalanya tentang diriku.
“Kak Aurora adalah kakak paling cantik di dunia. Aku sayang padanya, amat cinta padanya. Aku hanya ingin kakak bahagia, aku ingin seperti teman-teman, aku ingin kakak mengajakku jalan-jalan, aku ingin kakak mengajariku matematika, karena dia sangat pintar. Tapi kok kakak tak pernah mau ya?? Aku sedih. Aku pernah Tanya sama mama apa kakak membenciku, tapi kata mama kakak sangat saying padaku, dia Cuma tidak enak badan, makanya malas ngomong sama aku. Aku suka ngejailin kakak, karena aku mau main sama kakak, tapi aku sedih karena kakak menampar mukaku. Aku tidak bilang sama papa, takut kakak dimarahi, dan nanti malah membenciku. Aku nangis semalaman saat kakak membuang kado ulang tahun yang aku kasih, padahal aku membeli kado itu dengan uang jajan yang aku tabung selama seminggu, sampai-sampai aku lapar karena tidak bisa jajan. Kakak,marah-marah waktu baju pestanya bolong. Tadinya aku Cuma ingin menyetrika baju itu biar tidak kusut, tapi pas lagi nyetrika, aku dipanggil mama, eh aku lupa, bajunya jadi bolong, terus aku dimarahin abis-abisan deh.
“Diari, aku punya rahasia besar!! Kakak kan punya pacar namanya Indra, tapi aku tidak suka sama dia!! Aku tau dia punya pacar lain, kak veronica, sahabat kak Aurora. Aku pernah liat meraka mesra-mesraan waktu aku nganterin mama ke mall. Tapi aku tidak berani bilang karena aku takut kakak marah dan tidak percaya, aku takut ditampar kayak waktu itu. Asyiik… besok aku ke Paris sama mama dan papa, tapi kakak tidak ikut karena lagi ujian, tapi aku janji akan beliin oleh-oleh yang buaaaanyak untuk kakak. Aku ingin kakak juga bahagia…”
Air mataku mengalir deras, kapalaku seperti terhantam ombak.
Ya Tuhan, bagaimana selama ini aku menyia-nyiakan adik kandungku. Kecintaannya
kepadaku yang mendalam malah kubalas dengan kebencian yang membara. Kado itu,
baju pesta itu, dan tamparan yang merupakan puncak kekecewaanku, rahasia
tentang Indra…..BODOH!!! Kamu adalah manusia yang paling kejam di dunia,
Aurora. Adik yang bagaikan malaikat itu telah kau sakiti hatinya! Telah kau
robek perasaannya! Adik yang selalu mengingatmu dan selalu berusaha untuk
membahagiakanmu, malah kau tindas! Aku kembali teringat dengan tamparan itu.
Aku menamparnya dengan sangat keras, sampai pipinya benar-benar merah, tapi ia
hanya tersenyum dan bilang “Terima kasih, Kak.”
Ya Tuhan, izinkan aku untuk menebus dosa dan kesalahanku.
Tapi….semua itu terlambat. Tepat pukul 23.00 WIB malam itu, pihak rumah sakit
meneleponku dan mengabarkan Tita telah pergi untuk selama-lamanya.
Sekarang aku sendiri, hanya sendiri. Permohonan bodohku agar
Tuhan mengambil nyawa adikku benar-benar terkabul. Seminggu setelah pemakaman
Tita, aku kembali ke rumah sakit untuk menemui Rara, tapi pihak tumah sakit
mengatakan bahwa Rara telah meninggal semingu yang lalu. Ia terlindas truk,
karena pada saat menyeberang, penyakit gloukoma yang selama ini dideritannya
telah menyebabkan kebutaan yang mendadak, sehingga ia tak mampu melihat saat
ada truk yang melintas.Rara adalah gadis kecil yang selama ini dirawat oleh
pihak rumah sakit. Dulu, Rara ditemukan di sebuah selokan karena dibuang oleh
ibu kandungnya sendiri.
Dua orang gadis kecil yang telah mengajariku arti kehidupan
dan memberikan cinta kepadaku, kini telah pergi untuk selamanya. Hanya
penyesalan yang tersisa, tapi itu menjadi pelajaran yang amat berarti untuk
masa depanku. Merekalah malaikat kecil yang selalu ada dan tetap akan ada untuk
selamanya di dalam hatiku.
Keren ga tulisannya :D ?? Ditunggu komentarnya guys ...
Indahnya Berbagi.
Fredickson
Artikel terkait dengan Cerita Untuk Kakak (Mengharukan): Kisah Nyata - Renungan
ceritanya mengharukan gan..
ReplyDeletememang mengharukan gan , tapi yang penting ada yang bisa di ambil dari cerita yang dibaca di atas :D
DeleteKeep In Update ...
Buat lagi cerita nya, pokoknya tentang keluarga
DeleteSangat bagus...
ReplyDeleteCuma sayang ada kata "Keren ga tulisannya :D ?? Ditunggu komentarnya guys ...
Hahaha ! Kan maksud saya biar pada comment gan :D ! Maklum baru buat blog.
Delete2 tambs ap.... keren keren keren..
ReplyDeleteterima kasih telah berkunjung :)
DeleteCeritanya bagus banget :( sampai bikin nangis :(
ReplyDelete:)
DeleteBacanya jangan sambil iris bawang =))
Wahh sampe netes ni :'
ReplyDeleteKereenn
ReplyDeleteKereenn
ReplyDeleteOpen Reseller dan dropshiper klik disini
ReplyDelete